Pekan QRIS Nasional :  Bangka Belitung Dak Boleh Ketinggel !

Oleh : Imam Zulfian
Analis Yunior, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

SinergiBabel.Com – Pekan QRIS Nasional (PQN) yang baru saja usai kembali mengingatkan kita pada sebuah titik balik sektor keuangan: digitalisasi pembayaran. Di era yang serba cepat ini, kemudahan dan kecepatan transaksi bukan lagi sekedar pelengkap, melainkan kebutuhan esensial. Teknologi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang digagas oleh Bank Indonesia, menjadi ujung tombak dari revolusi ini.

QRIS diluncurkan pada 17 Agustus 2019, tak terasa 6 tahun sudah QRIS membersamai kehidupan bertansaksi masyarakat. Berbagai inovasi QRIS terus dikembangkan, mulai dari QRIS yang Statis menjadi Dinamis, hingga QRIS yang ekspansi hingga luar negeri.

Dari ”apa itu?” menjadi ”sesuatu”, QRIS pada 17 Agustus 2025 menambah checkpoint implementasinya di Jepang, negara ke 4 setelah Malaysia, Singapura dan Thailand. Memperluas akseptasi QRIS tidak semudah membalikkan telapak tangan – butuh extra effort dan sinergi proaktif di pusat dan daerah.

Salah satu upaya menggemakan QRIS se-Nusantara melalui perhelatan event tahunan Pekan QRIS Nasional, sejalan dengan momen perayaan HUT RI ke-80. Mulai dari edukasi, aktivasi, hingga selebrasi capaian QRIS dilakukan, khususnya perluasan kerjasama QRIS dengan negara sahabat.

Bagi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Bumi Serumpun Sebalai, momentum Pekan QRIS Nasional menjadi pengingat sekaligus pendorong. Dalam konteks ekonomi nasional, kita melihat bagaimana kota-kota besar berlomba – lomba mengadopsi QRIS. Dari pedagang kaki lima hingga pusat perbelanjaan modern, QRIS telah menjadi jembatan yang menghubungkan penjual dan pembeli tanpa sekat uang tunai. Pertanyaannya, apakah Bangka Belitung sudah secepat itu melangkah? Ya, Bangka Belitung adalah contoh nyata.

Pariwisata menjadi salah satu tulang punggung ekonomi Bangka Belitung, dan adopsi teknologi pembayaran digital digadang menjadi motor utama penggerak ekonomi. Justru, rangkaian PQN yang diselenggarakan menunjukkan keseriusan berbagai pihak, buah sinergitas Bank Indonesia dengan Pemerintah Daerah, Perbankan, UMKM, dan Mitra Strategis lainnya.

Mengusung tema ”Rayakan Digitalisasi, QRISnya Satu Menangnya Banyak” dan tagline lokal ”Pake QRIS biar dak ketinggel!” (Pakai QRIS agar tidak ketinggalan), kita merasakan atmosfer PQN sepanjang 11-18 Agustus membanjiri jagat media sosial dan lingkungan sekitar. Para UMKM terbantu dengan showcasing Festival Belanja QRIS yang menampilkan para merchant QRIS di seluruh kabupaten/kota, lengkap dengan insentif menarik bagi konsumen yang belanja dengan QRIS. Edukasi juga tidak luput. Ada program IBU CERDIK (Ibu Cerdas Digitalisasi Keuangan) di Bangka Barat yang menyasar para ibu rumah tangga sebagai penggerak ekonomi keluarga.

Selain itu, kesadaran akan keamanan bertransaksi juga menjadi prioritas. Melalui Talkshow Pelindungan Konsumen dengan tema “Transaksi Aman di Era Digital dan Waspada Transaksi Keuangan Ilegal”, masyarakat diberi pemahaman mendalam agar terhindar dari risiko keamanan digital.

Pengenalan QRIS juga mulai sejak dini melalui program QRIS Goes to School ke SMA/SMK/Sederajat, memastikan generasi muda Gen Alpha semakin digital savvy dengan teknologi pembayaran digital. Bahkan, Roadshow Edukasi QRIS ke Komunitas Agama juga dilakukan, menunjukkan bahwa inklusi digital menjangkau semua lapisan masyarakat.

Kemudahan QRIS dan momentum PQN di Bangka Belitung menawarkan banyak manfaat. Selain meningkatkan efisiensi dan keamanan, penggunaan QRIS juga membantu konsumen maupun merchant mencatat transaksi secara lebih terstruktur. Diperkuat dengan momentum PQN, para UMKM yang dibina perbankan dapat ”unjuk gigi” sebagai ”UMKM Siap QRIS”, dan konsumen dapat flexing sebagai ”Masyarakat Siap Digital”.

Tentu saja, tantangan yang ada bukan tanpa solusi. Bank Indonesia dan pemerintah daerah perlu bekerja sama lebih erat untuk memperluas edukasi dan sosialisasi mengenai QRIS. Bukan hanya di kota Pangkalpinang, tetapi hingga ke pelosok-pelosok desa di Belitung dan Bangka. Pantaslah kita menggemakan Pekan QRIS Nasional sebagai bukti bahwa ”Bangka Belitung dak boleh ketinggel! Artinya, Bangka Belitung tidak boleh tertinggal. Sudah saatnya kita bergerak lebih cepat dengan digitalisasi.

Ekonomi digital adalah masa depan, dan QRIS adalah salah satu kuncinya. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, perbankan, dan masyarakat, kita bisa memastikan bahwa Bangka Belitung tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kemajuan ekonominya yang berbasis teknologi. Pekan QRIS Nasional adalah momentum untuk mempercepat digitalisasi ekonomi di Bumi Serumpun Sebalai.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *